Hai pembaca semua, saat ini lagi ramai banget pro dan kontra mengenai diet Tya Ariestya yang ditulis dalam bukunya The Journey of #FitTyaAriestya. Mumpung lagi rame bahas tentang diet - dietan, saya mau cerita tentang pengalamanku setelah 1 tahun 8 bulan saya tidak mengkonsumsi herbalife seperti di artikel ini.
Banyak yang bilang kalau kita berhenti dari Herbalife berat badan akan naik jauh lebih besar daripada sebelum mengkonsumsi Herbalife. Apakah benar? Sebelum kita membahas mengenai reviewku tentang Herbalife, kita bahas dulu yuk pemicu kenaikan berat badan :
1. Makan Berlebihan
Makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap harinya digunakan untuk menghasilkan energi melalui proses metabolisme. Metabolisme terdiri dari proses katabolisme (proses pembakaran kalori yang diubah menjadi energi) dan anabolisme (proses memberbaiki sel - sel tubuh menggunakan energi yang dihasikan dari proses katabolisme). Apabila makan berlebih (kelebihan kalori) maka kelebihan energi akan disimpan sebagai lemak. Oleh karena itu, dalam mengkonsumsi makanan sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas fisik sehari - hari.
Selain itu, agar hasil pembakaran tidak mubadzir sangat wajib melakukan aktivitas fisik walaupun hanya sekedar jalan kaki saja. Kekurangan nutrisi juga sebenarnya berbahaya bagi tubuh karena dalam proses metabolisme juga terjadi proses perbaikan sel - sel tubuh sehingga dibutuhkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, diet bukan hanya sekedar kurus, tetapi harus sehat juga. Lebih baik sebelum diet berkonsultasi dengan ahli gizi terlebih dahulu.
Stress dapat memicu produksi hormon kortisol (hormon stress) yang memicu rasa lapar yang berlebihan sehingga makanan apa pun akan disantap untuk menenangkan diri. Buat yang penasaran bagaimana mekanismenya bisa dibaca di sini.
3.Kurang tidur
Kurang tidur terbukti mengakibatkan perubahan metabolik dan endokrin (jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon). Diantaranya adalah penurunan toleransi glukosa, penurunan sensitivitas insulin (hormon yang merubah glukosa menjadi glikogen/ gula otot dan trigliserida), meningkatkan hormon kortisol (hormon stress), meningkatkan kadar ghrelin (hormon pemberi sinyal lapar) dan menurunkan kadar leptin (horman pemberi sinyal kenyang). Untuk lebih lengkapnya bisa baca di sini
4. Penyakit dan Efek Samping Pengobatan
Saya tidak mau sok tahu mengenai hal ini karena ini bukan pelajaran biologi SMA, jadi skip aja yaa.. atau tanya dokter, atau buat tau lebih lanjut bisa kunjungi situs Alodoker, Halodoc, klikdokter, baca artikel jurnal terpercaya, atau cari di sumber lainnya.
5. Diet yang ekstrim
Menurut active.com, diet yang ekstrim akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga ketika diet ekstrim telah usai, maka tubuh tidak membakar kalori sebanyak apa yang dimakan dari pada biasanya (saat melakukan diet ekstrim). Hal itu menyebabkan berat badan meningkat.
Oke, sekarang pelajaran Biologi SMA nya sudah selesai ya 😂😂 Kita lanjutkan ke review berhenti dari herbalife.
Setelah memakai Herbalife selama 2 bulan, berat badan saya menjadi 47-48 kg yang sebelumnya 56-57 kg. Setelah berhenti mengkonsumsi herbalife selama 4 bulan, saya dapat mempertahankan gaya hidup sehat dengan fitness 2 kali seminggu, makan teratur, tidur teratur, minum air putih 2 liter per hari, menjaga asupan kalori per hari (1300-1400 kalori) dengan aplikasi myfitnesspal. Namun, hal tersebut berubah semenjak negara api menyerang, hiyaa... Mulai Agustus 2019 saat pergi ke acara Dieng Culture Festival, saya mulai tidak mengontrol asupan kalori dan gizi saya, seringkali saya makan Indomie seleraku yang sangat enak, suka begadang buat menikmati dinginnya Dieng, bangun siang, pokoknya acak - acakan banget deh sejak saat itu. Habit itu terbawa sampai saya kembali ke Jogja, bukannya memperbaiki malah dipertahankan 😂😂 padahal di Jogja tidaklah dingin seperti di Dieng yang sepertinya butuh banyak asupan kalori. Namun, berat badanku cukup terselamatkan pada saat itu karena saya masih rajin fitness seminggu 2 kali. Pada saat itu kenaikan berat badanku tidak signifikan, hanya 1-2 kg saja.
Tahun 2020, negara api bernama covid menyerang Indonesia. Sejak saat itu, gerakan hidup mager, eh di rumah saja digalakan. Sejak saat itu sampai hari ini saya tidak pernah olahraga (hanya sesekali), staminaku menurun drastis, main sepeda hanya beberapa kilometer saja saya muntah - muntah, haha.. Seiring dengan menurunnya stamina, berat badanku juga bertambah secara bertahap, dan sekarang berat badanku 54-56 kg (fluktuatif), semoga tidak bertambah lagi. Selain itu, lingkar perutku saat ini tidak lebih besar dari sebelum diet Herbalife yaitu 78-82 cm (daripada sebelum diet herbalife mencapai 90 cm). Selain itu, mulai tahun 2020 saya mulai kuliah S2 dan mengalami stress serta sering begadang, jadi yaa faktor saya tambah gendut bertambah deh, hahaha...
Saya juga berencana ingin mengkonsumsi Herbalife kembali ketika saya sudah bisa bertekad untuk konsisten berolahraga, karena menurut saya percuma jika sudah mahal - mahal membeli Herbalife tapi tidak diimbangi dengan olahraga.
Jadi, kesimpulanku pada artikel kali ini adalah:
- Diet Herbalife yang saya lakukan tidak menyebakan rebound weight gain dalam waktu cepat.
- Untuk mempertahankan berat badan perlu asupan nutrisi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup
- Jangan salahkan makanan atau suplemen, tapi harus introspeksi terhadap gaya hidup kita.
Ya sebenernya berpola makan seimbang bukan saja saat kita minum herbalife atw tidak tapi hrs seumur hidup saya tukang ojek pake herbalife hampir 3 tahun 3 bulan ikut program berat saya turun 23 kilo setelah berhenti hanya naik 9-10 kilo..itu berlangsung 4 tahun setelah berhenti...
ReplyDeletesaya berhasil turun berat badan hampir 15 kilo setelah hampir 2 tahun lebih mengkonsumsi herbalife, tapi reboun weight yg saya alami saat ini memang benar karena berubah nya kembali gaya hidup saya. tapi tidak di pungkiri produk produk herbalife ketika berhenti di konsumsi membuat metabolisme saya berkurang. jadi intinya, produk ini harus selalu di konsumsi dengan menjaga pola diet kita
ReplyDeleteThis was great to read thanks
ReplyDelete